Study Abroad Hacks: Strategi Jitu Raih LoA dari 10+ Kampus Idaman

Pada hari Minggu, 14 September 2025, telah dilaksanakan webinar bertajuk “Study Abroad Hacks: Strategi Jitu Raih LoA dari 10+ Kampus Idaman” yang diadakan oleh Study First berkolaborasi dengan Stellarlab. Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting pada pukul 14.00 WIB dan berhasil diikuti oleh lebih dari delapan puluh peserta aktif baik yang hadir di Zoom Meeting maupun live streaming Youtube.

Tujuan utama dari acara ini adalah memberikan informasi, strategi, dan tips aplikatif kepada calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, khususnya mengenai bagaimana cara meraih Letter of Acceptance (LoA) dari kampus impian. Selain itu, webinar ini juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya perencanaan dan persiapan dokumen sejak jauh-jauh hari sebelum mengajukan aplikasi ke universitas.

Baca Juga Selengkapnya: LoA (Letter of Acceptance) Dulu atau Beasiswa Dulu? 

Acara dibuka dengan pengantar dari tim penyelenggara, lalu dilanjutkan dengan perkenalan narasumber. Dua sosok inspiratif hadir untuk berbagi pengalaman sekaligus membimbing peserta, yaitu Astri Karunia Tamara, seorang Study First Mentor sekaligus penerima beasiswa LPDP, serta Dian Rachmatika, CEO Study First.

Salah satu bagian yang penting dalam penyampaian materi adalah pemaparan timeline persiapan aplikasi beasiswa. Narasumber Astri menekankan bahwa persiapan tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan membutuhkan waktu setidaknya satu tahun sebelum keberangkatan. Rincian timeline persiapan studi ke luar negeri antara lain sebagai berikut.

  1. 12 Bulan Sebelum Keberangkatan

Melakukan riset jurusan dan kampus yang sesuai dengan tujuan akademik maupun karir, menentukan target beasiswa seperti LPDP, dan memulai persiapan tes bahasa (IELTS/TOEFL).

  1. 9–6 Bulan Sebelum Keberangkatan

Menyusun draft awal personal statement, motivation letter, dan menyiapkan CV akademik atau profesional.

  1. 6–3 Bulan Sebelum Keberangkatan

Melakukan finalisasi dokumen penting seperti transkrip, ijazah, terjemahan, sekaligus submit aplikasi ke universitas.

  1. 3–1 Bulan Sebelum Keberangkatan

Melakukan follow-up aplikasi, melengkapi persyaratan tambahan, serta persiapan menghadapi wawancara beasiswa maupun seleksi kampus.

Dalam sesi berikutnya, Astri menekankan pentingnya mindset yang tepat. Beberapa hal yang Ia garis bawahi antara lain: kenali tujuan jangka panjang, mulai dari langkah kecil seperti latihan menulis personal statement, jangan takut melakukan revisi, dan jangan patah semangat meski sempat ditolak. Menurutnya, LoA sangat achievable jika persiapan dilakukan dengan konsisten dan terarah.

Selain itu, dibahas pula tantangan umum yang sering membuat peserta kandas, di antaranya: deadline mepet, rasa minder karena takut tidak diterima, biaya tes dan legalisasi dokumen yang cukup besar, kebingungan dalam memilih jurusan atau kampus, hingga kurangnya dukungan mentor. Narasumber menekankan bahwa semua hambatan tersebut bisa diatasi dengan perencanaan yang matang serta dukungan komunitas atau mentor berpengalaman.

Selain materi tentang strategi, narasumber lainnya yaitu Dira, memaparkan lima aspek penting yang harus dikuasai untuk sukses meraih program magister terutama di luar negeri. Lima aspek tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Choosing Programmes & Universities: memilih kampus dan jurusan yang tepat serta menyusun timeline persiapan beasiswa.
  2. Scholarship Essays: menulis esai beasiswa yang kuat menggunakan framework SMART dan STAR, serta mini essay seperti penilaian diri LPDP.
  3. Application Preparation: menyusun personal statement/motivation letter, mempersiapkan LPDP Scholastic Test, serta latihan mengerjakan soal.
  4. Research Plan & Academic CV: menyusun proposal riset yang terarah serta CV akademik/profesional yang mencerminkan kapasitas diri.
  5. Scholarship Interview: memahami strategi menghadapi interview, melakukan simulasi, hingga menerima feedback komprehensif agar siap menghadapi seleksi.

Baca Juga Selengkapnya: 7 Tips Mempersiapkan Mental Sebelum Wawancara Beasiswa

Menariknya, webinar ini juga memberikan wawasan tambahan bagi peserta yang tertarik melanjutkan ke jenjang doktoral. Dira Rachmatika menyampaikan beberapa tips khusus untuk aplikasi PhD, antara lain: memulai persiapan lebih awal karena prosesnya panjang, menyusun aplikasi yang spesifik sesuai bidang dan calon supervisor, menunjukkan passion yang tulus, menonjolkan keterampilan riset meski belum ahli, aktif menjalin komunikasi dengan mahasiswa atau profesor PhD, serta memastikan semua dokumen aplikasi disiapkan dengan rapi dan sesuai aturan.

Sesi tanya jawab dalam webinar ini juga berlangsung cukup interaktif. Tercatat ada pertanyaan langsung dari peserta via Zoom, serta lebih dari sepuluh pertanyaan masuk melalui kolom chat.

Webinar Study Abroad Hacks ini berhasil memberikan gambaran menyeluruh mengenai strategi memperoleh LoA. Melalui pengalaman narasumber, peserta dapat memahami pentingnya persiapan matang dan dokumen yang sesuai standar internasional.

Bagi kamu yang sedang berencana mendaftar beasiswa namun masih bingung harus mulai dari mana, Study First menyediakan Program Mentoring Beasiswa. Melalui program ini, kamu akan mendapat pendampingan personal mulai dari penyusunan dokumen aplikasi, strategi menghadapi proses seleksi, hingga sesi konsultasi eksklusif yang akan membantu memperbesar peluangmu meraih LoA dari kampus impian.