7 Pertanyaan yang Sering Muncul di Tes Substansi LPDP

Mendapat kesempatan mengikuti beasiswa LPDP adalah impian banyak mahasiswa Indonesia. Salah satu tahap paling krusial adalah tes substansi, yaitu sesi wawancara atau LGD (Leaderless Group Discussion) yang menjadi penentu apakah kandidat benar-benar layak menerima beasiswa ini. Banyak yang bilang tahap ini lebih menegangkan daripada tes administrasi atau esai, karena langsung berhadapan dengan pewawancara yang ingin menggali kepribadian, visi, dan komitmenmu.

Tes substansi ini bisa dibilang sebagai “gerbang akhir” sebelum benar-benar dinyatakan sebagai awardee. Di sini, pewawancara akan menilai bukan hanya kecerdasanmu secara akademik, tapi juga bagaimana kamu berpikir, berkomunikasi, hingga mengatur emosi.

Manfaat tes substansi sebenarnya sangat besar. Pertama, kamu bisa menunjukkan sisi personal yang mungkin tidak terlihat dari berkas atau esai. Kedua, tes ini mengasah keterampilan komunikasi dan berpikir kritis yang juga akan berguna saat studi. Ketiga, hasil dari tes ini bisa menjadi bahan refleksi untukmu, apakah memang sudah siap mental dan komitmen untuk melanjutkan studi lanjutan dengan dukungan penuh negara.

Nah, biar persiapanmu makin maksimal, kamu bisa mengikuti Mock Up Interview bersama Study First. Di sini kamu bisa latihan simulasi wawancara langsung dengan mentor berpengalaman, jadi saat tes aslinya nanti kamu sudah siap mental dan jawabanmu lebih terstruktur.

Berikut 7 pertanyaan yang sering muncul di tes substansi beserta tips menjawabnya:

Baca Juga Selengkapnya: (artikel ttg pertanyaan wawancara beasiswa part 1)

  1. Bagaimana berkontribusi kamu setelah lulus nanti?

Pertanyaan ini sebenarnya ingin mengetahui seberapa besar rasa tanggung jawabmu setelah dibiayai negara. Jawabanmu sebaiknya realistis, sesuai bidang studi, dan punya dampak nyata bagi masyarakat.

Tips menjawab:

  • Hindari jawaban yang terlalu umum seperti “ingin membangun bangsa.”
  • Kaitkan kontribusi dengan keahlian yang kamu dapat dari studi.
  • Sebutkan contoh program, ide, atau rencana sederhana yang bisa diwujudkan.

Contoh jawaban:

“Setelah lulus, saya ingin berkontribusi di bidang kebijakan publik, khususnya terkait pendidikan inklusif. Dengan ilmu yang saya pelajari, saya akan mengembangkan riset berbasis data untuk memberikan rekomendasi kebijakan ke pemerintah daerah. Saya juga berencana membuat platform edukasi digital sederhana agar anak-anak di daerah terpencil bisa mengakses materi pembelajaran dengan mudah.”

  1. Apa motivasi terbesarmu untuk melanjutkan studi?

Motivasi menjadi bahan bakar utama. Pewawancara ingin tahu apakah kamu benar-benar punya alasan kuat, bukan sekadar ikut-ikutan atau gengsi.

Tips menjawab:

  • Ceritakan alasan personal yang relevan dengan perjalanan akademik/profesional.
  • Hubungkan motivasi dengan dampak jangka panjang.
  • Hindari jawaban “karena ingin beasiswa gratis.”

Contoh jawaban:

“Motivasi terbesar saya adalah meningkatkan kapasitas diri di bidang kesehatan masyarakat, karena saya melihat sendiri bagaimana fasilitas kesehatan di daerah saya masih terbatas. Dengan studi lanjut, saya berharap bisa merancang program kesehatan berbasis komunitas yang efektif dan berkelanjutan.”

  1. Siapa tokoh yang paling menginspirasi hidupmu?

Pertanyaan ini diajukan untuk mengukur nilai dan prinsip hidupmu. Tokoh yang kamu pilih mencerminkan hal-hal yang kamu kagumi.

Tips menjawab:

  • Pilih tokoh yang benar-benar relevan dengan bidangmu atau perjalanan hidupmu.
  • Jangan hanya menyebut nama, tapi jelaskan alasannya.
  • Boleh tokoh besar, boleh juga tokoh dekat (misalnya guru, orang tua).

Contoh jawaban:

“Tokoh yang paling menginspirasi saya adalah BJ Habibie. Saya kagum dengan dedikasi beliau pada ilmu pengetahuan sekaligus keberaniannya mengambil keputusan penting bagi bangsa. Dari beliau, saya belajar bahwa ilmu tidak ada artinya jika tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat.”

  1. Bagaimana kamu menghadapi kegagalan?

Ini pertanyaan klasik untuk menilai mentalitasmu. Pewawancara ingin tahu apakah kamu tipe orang yang mudah menyerah atau mampu bangkit.

Tips menjawab:

  • Ceritakan pengalaman nyata, jangan terlalu dibuat-buat.
  • Tunjukkan bagaimana kegagalan itu membentukmu.
  • Akhiri dengan sisi positif dari pengalaman tersebut.

Contoh jawaban:

“Saya pernah gagal ketika mendaftar kompetisi penelitian nasional karena proposal saya tidak lolos seleksi. Saat itu saya sempat kecewa, tapi saya jadikan pengalaman tersebut untuk memperbaiki kemampuan riset saya. Akhirnya, di tahun berikutnya saya bisa lolos bahkan meraih juara. Dari situ saya belajar bahwa kegagalan hanyalah jalan menuju hasil yang lebih baik.”

  1. Apa tantangan terbesar yang kamu hadapi saat studi nanti?

Di pertanyaan ini pewawancara sebenarnya ingin menilai kesadaranmu tentang tantangan yang realistis.

Tips menjawab:

  • Sebutkan tantangan yang relevan, bukan jawaban basa-basi.
  • Tunjukkan solusi atau strategi mengatasinya.
  • Jangan bilang “tidak ada tantangan.”

Contoh jawaban:

“Tantangan terbesar saya mungkin adalah beradaptasi dengan lingkungan akademik internasional, terutama perbedaan budaya dan gaya belajar. Namun, saya sudah mulai menyiapkan diri dengan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, mengikuti forum diskusi internasional online, dan aktif berinteraksi dengan mahasiswa asing melalui platform akademik.”

  1. Bagaimana cara kamu menjaga integritas saat menjadi awardee LPDP?

Integritas adalah nilai inti LPDP. Mereka ingin memastikan kamu bukan hanya pintar, tapi juga berkarakter.

Tips menjawab:

  • Pahami nilai-nilai LPDP: integritas, profesionalitas, sinergi, pelayanan, kesempurnaan.
  • Berikan contoh nyata sikap integritas dalam hidupmu.
  • Hindari jawaban normatif seperti “saya akan selalu jujur dan bertanggung jawab.”

Contoh jawaban:

“Saya percaya integritas berarti konsisten antara perkataan dan perbuatan. Saat menjadi awardee LPDP, saya akan menjunjung tinggi kejujuran dalam akademik, seperti tidak melakukan plagiarisme dan bertanggung jawab penuh terhadap tugas riset saya. Di luar itu, saya akan aktif berbagi pengetahuan kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan pribadi.”

  1. Apa rencana jangka panjangmu setelah studi selesai?

Pertanyaan ini mengukur visi ke depan. LPDP ingin tahu apakah kamu punya arah yang jelas.

Tips menjawab:

  • Buat jawaban terukur (5–10 tahun ke depan).
  • Hubungkan dengan kontribusi nyata di Indonesia.
  • Jangan menjawab terlalu kabur seperti “ingin sukses.”

Contoh jawaban:

“Dalam 5–10 tahun ke depan, saya ingin menjadi peneliti dan dosen di bidang komunikasi digital. Saya berencana mendirikan pusat riset kecil yang fokus pada literasi digital di kalangan remaja, sekaligus berkontribusi dalam menyusun kurikulum literasi digital di sekolah-sekolah.”

Nah itulah beberapa pertanyaan yang sering muncul di tes substansi LPDP beserta tips menjawabnya. Intinya, setiap jawaban harus datang dari diri sendiri, bukan sekadar hafalan. Hal ini dikarenakan pewawancara lebih menghargai kejujuran dan konsistensi dibanding jawaban sempurna yang terasa dipaksakan.

Kalau kamu ingin latihan lebih serius, jangan lupa mencoba Mock Up Interview bersama Study First. Dengan bimbingan mentor yang berpengalaman, kamu bisa lebih percaya diri menghadapi wawancara asli. Siapa tahu, latihan ini menjadi kunci kesuksesanmu meraih beasiswa LPDP impian.